Kelompok Sosial Suku Sakai

 

Kelompok Sosial Suku Sakai

 



Orang sakai merupakan sekumpulan masyarakat yang terasing dan hidup masih secara tradisional dan nomaden pada suatu kawasan di pulau sumatraindonesia. Orang sakai hidup menjauhkan diri dari kehidupan masyarakat yang luas. Sebelumnya, orang sakai dinamai orang pebatin. Nama ini dikenal ketika jepang menjajah indonesia.

Asal usul

Beberapa ahli berpendapat, orang sakai ini merupakan percampuran antara orang wedoid dengan orang minangkabau yang bermigrasi sekitar abad ke-14. Sementara orang sakai sendiri sebagian menganggap bahwa mereka datang dari negeri pagaruyung dan sebagian lainnya mengatakan mereka berasal dari gasib atau siak.

Kelompok sosial

Kelompok sosial orang sakai terbagi menjadi perbatinan lima (batin nan limo) dan perbatinan delapan (batin nan salapan). Perbatinan ini dibedakkan dari ciri-ciri tanah yang dimiliki masing-masing perbatinan. Tanah yang dimiliki batin salapan ditandai dengan kayu kapur dan sialang. Sementara batin nan limo ditandai dengan gundukan tanah.

Perbatinan lima

Perbatinan ini berasal dari 5 keluarga yang sebelumnya tinggal di desa mandau meminta ke kepala desa mandau untuk diberikan tanah karena tidak bisa kembali lagi ke kerajaan pagaruyung ataupun ke kunto bessalam. Oleh kepala desa diberikan hak ulayat di beberapa daerah yang nantinya menjadi cikal bakal daerah perbatinan lima.

Perbatinan delapan

Perbatinan ini berasal dari rombongan dari pagaruyung yang dipimpin oleh batin sangkar yang memecah rombongan menjadi delapan. Masing-masing rombongan membuka hutan untuk dijadikan tempat pemukiman.[1]

SAKAI

Daerah dengan populasi signifikan

provinsi Riau

Bahasa

Bahasa Sakai, Bahasa Melayu, Bahasa Minang, Bahasa Indonesia

Agama

AnimismeKristenIslam.

Suku bangsa terkait

MelayuMinangkabau


https://id.wikipedia.org/

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kehidupan dan Kebudayaan Suku Sakai

Ediruslan Pe Amanriza